Pengertian Empiris dan Empirisme

Empiris dan Empirisme

Pengertian Empiris adalah sesuai fakta yang ada (sebenarnya) yang dapat dibuktikan atau diverifikasi berdasarkan pengalaman, pengamatan, percobaan atau data yang sesuai kenyataan. Dalam bahasa Indonesia empiris adalah (sesuatu yang) berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan) (KBBI -Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Misalkan: sebuah data bisa disebut empiris jika data itu didasarkan pada penelitian, observasi ataupun eksperimen yang telah dilakukan, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Namun, data empiris bisa saja berlawanan dari teori yang ada.

Istilah Empiris (empiricism: Inggris) diderivasi dari empiria, empeiros (Yunani) yang artinya pengalaman alau experientia (Latin). Hal tersebut mengandung makna bahwa,

  1. Sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman;
  2. Semua ide (gagasan) merupakan abstraksi yang dibentuk lewat menggabungkan apa yang dialami;
  3. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan;
  4. Semua yang manusia ketahui akhirnya bergantung pada data inderawi;
  5. Akal budi tidak dapat memberikan pengetahuan tentang realitas tanpa acuan dari pengalaman inderawi.

Sebenarnya secara axiologis (cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya), ada empat empiris dalam kehidupan manusia, yaitu:

  1. Empiris sensual, sesuatu yang dapat diamati kebenarannya berdasarkan inderawi;
  2. Empiris Logic, sesuatu yang dapat dihayati kebenarannya lewat ketajaman pikiran manusia dalam memberi makna atas indikasi empiris;
  3. Empiris Etik, sesuatu yang dapat dihayati kebenarannya karena ketajaman akal-budi manusia dalam memberi makna ideal atas indikasi empiris;
  4. Empiris Transendental, yang hanya diakui dalam penelitian fenomenologi.

Pengertian Empirisme

Empirisme secara etimologi menurut berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan experience. Istilah Empirisme ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) dan dari kata experietia yang berarti “berpengalaman dalam”, “berkenalan dengan”, “terampil untuk”.

Empirisme merupakan aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera.

Selanjutnya secara terminologi terdapat beberapa definisi mengenai empirisme, di antaranya:

  • Empirisme adalah doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman,
  • Empirisme adalah pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami,
  • Empirisme adalah pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal.

Aliran Empirisme ini adalah tidak mungkin untuk mencari pengetahuan mutlak dan mencakup semua segi, apalagi bila di dekat kita terdapat kekuatan yang dapat dikuasai untuk meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat namun lebih dapat diandalkan.

Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah sistem pengetahuan yang mempunyai peluang besar untuk benar, meskipun kepastian mutlak tidak akan pernah dapat dijamin.

Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “tunjukkan hal itu kepada saya”.

Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya sendiri. Tokoh yang dianggap sebagai benih dari empisisme adalah Aristoteles. Beberapa tokoh empirisme adalah David Hume, John Locke dan Bishop Berkley.

FilsafatPengertian Empiris dan Empirisme

 

Anda telah membaca materi pembahasan singkat tentang "Pengertian Empiris dan Empirisme" yang telah dipublikasikan oleh Santiaji. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan. Terima kasih.

Recommended For You

About the Author: Santiaji

Turut memberi informasi dan pengetahuan online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *